Bawa aja undangan dan beberapa saksi untuk masalah ini ke dinas perlindungan anak yang dipimpin Kak Seto untuk menuntuk panitia penyelenggara WWF & TB AKSARA yang putar film porno tersebut untuk memberikan biaya rehabilitasi karena kebodohannya itu menyebabkan kesalahan yang sangat berat untuk anak-anak.
Wulan Kusumawardhani <Wulan.Kusumawardhan
dari ortu murid yang mengirim email ke redaksi Feminagroup
WWF & TB AKSARA PUTAR "FILM PANAS"
Saya adalah orang tua dari dua orang anak, masing-masing duduk di TK B (5th)
Dan kelas 2 (7th) di sebuah sekolah TK&SD di Kemang, Jakarta Selatan.
Sebagai bagian dari eks-kul, pada tgl 29 April 2007 kedua anak saya tersebut
memperoleh undangan dari sekolahnya untuk mengikuti workshop lingkungan
hidup yang diselenggarakan TB Aksara bekerjasama dengan World Wildlife Fund
(WWF) Indonesia, judulnya WWF-Aksara Goes Green, maksudnya kampanye
penyadaran mengenai pemanasan bumi (global warming) guna menumbuhkan rasa
cinta terhadap lingkungan hidup, serta memeliharanya sebagai sesuatu yang
harus Kita pelihara demi semua yang tinggal didalamnya. Dituliskan di surat
undangan bahwa kegiatan akan berupa bercerita, permainan, berdiskusi Dan
membuat prakarya green project, Dan untuk kegiatan ini tidak dipungut biaya
sama sekali.
Sebagai orang tua kami memang sangat senang bahwa Ada kegiatan positif
semacam ini, paling tidak kami berpikir hal ini akan sangat berguna bagi
masa depan anak-anak kami serta bumi Kita di masa depan. Kedua anak kami pun
tampak begitu bersemangat untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut, bahkan
beberapa Hari sebelumnya mereka sudah mengumpulkan daun-daun kering sebagai
materi prakarya.
Saat Hari H, kami sekeluarga lengkap pergi ke acara tersebut dengan harapan
selain memperoleh pengetahuan sekaligus hiburan positif bagi keluarga kami.
Tetapi justru di sini awal bencana terjadi. Dari awal terlihat ketidaksiapan
kerja panitia, acara mulur, komputer serta LCD/layar lebar tidak berfungsi
Dan lain-lain. Sehingga di tengah acara saat pergantian VCD penyuluhan,
dimana terdapat beberapa orang dari WWF lengkap dengan seragam, petugas TB
Aksara melakukan kesalahan fatal yang sangat tidak perlu terjadi apabila
telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu : memutar video porno rated XXX (maaf
tidak dapat kami ceritakan di sini) yang filenya kebetulan berada di dalam
komputer Dan salah klik oleh petugas. Selama puluhan detik adegan tersebut
ditayangkan pada layar lebar Dan lengkap disaksikan oleh guru-guru, petugas
WWF Dan TB Aksara juga tentunya . Puluhan siswa TK serta SD beserta orangtua
masing-masing sampai (maaf) adegan pemeran film ejakulasi. Coba bayangkan.
!
Kepanikan terjadi, wajah-wajah pucat pun terlihat, Ada beberapa anak yang
menjerit, tapi Ada pula yang bertepuktangan, Dan untuk beberapa saat acara
sempat terhenti. Banyak dari kami termasuk petugas (seperti telah diterka)
yang terkesima Dan tak berbuat sesuatu, sampai salah seorang petugas mencoba
mematikan komputer tersebut (bila anda mengerti cara kerja kompter, pasti
paham bahwa komputer memerlukan beberapa detik untuk off, alias tidak
langsung mati)
Setelah kejadian tersebut, memang baik video WWF maupun video porno tidak
tayang sama sekali. Setelah saling menyalahkan antara pihak WWF Dan TB
Aksara, salah seorang staf TB Aksara mengumpulkan para orangtua murid seraya
meminta maaf Dan menyampaikan bahwa hal ini terjadi karena "kecelakaan"
tanpa didampingi oleh pihak WWF (karena menurut mereka, laptop milik salah
satu staf TB Aksara serta yang mengundang adalah TB Aksara).
Sampai di sini, kami memang sangat menyesalkan kejadian tersebut, Dan
tinggal pertanyaan dari kami sebagai salah satu orangtua murid yang hadir .
WWF sebagai sebuah organisasi dunia professional yang setiap saat tanpa
henti melakukan penyuluhan Dan presentasi, apakah tidak pernah melakukan
persiapan secara matang seperti layaknya apabila hendak melakukan sebuah
presentasi? Misal: peralatan yang compatible (bukan alasan yang masuk akal
bila hal ini dinyatakan sebagai sebuah kecelakaan seperti kata mereka,
karena komputer yang Ada tidak compatible dengan DVD kata petugas sehingga
harus mencari pinjaman laptop dari orang lain) padahal menurut kami ini
lebih pada kelalaian petugas (atau malah faktor kesengajaan) ?
Apakah mereka menganggap hal ini sepele, sehingga jawaban dari petugas (yang
cukup membuat kami terkejut) yaitu tidak perlu dibahas dengan anak-anak,
mari Kita berharap bahwa anak-anak tersebut tidak akan menyimpan dalam
memori otak masing-masing tentang hal yang telah mereka lihat pada tayangan
di layar lebar tersebut? Coba bayangkan apabila para petugas tersebut berada
pada posisi kami, yaitu memiliki anak di bawah umur (5 Dan 7 tahun) yang
kedapatan menonton film porno, apa kira-kira reaksi anda?
Presentasi penyuluhan yang disampaikan bagi siswa-siswi SD yang menggunakan
bahasa Inggris secara penuh tanpa sepatah katapun bahasa Indonesia lengkap
dengan istilah-istilah ilmiah, yang membuat banyak siswa tidak mendengarkan
sama sekali Dan mengerjakan hal lain karena mungkin menurut penceramah
"lebih gaya" (padahal mereka orang asli Indonesia, menurut tebakan saya)
serta tidak perlu memperhatikan yang tidak gaya karena tidak dapat berbahasa
Inggris?
Saat kami pancing anak kami menceritakan pendapat tentang acara WWF Dan TB
Aksara, anak kami yang kecil cuma berkomentar bahwa Ada seorang perempuan
tanpa busana yang (maaf) mukanya penuh ingus.
Bagaimana cara menjelaskan kepada anak-anak kami?
Bagaimana mengatasi hal ini baik dari sisi pendidikan, psikologi, hukum, dll
?
Mohon kiranya bantuan serta perhatian dari yang berwenang : WWF, TB Aksara,
para pakar pendidikan, pakar psikolog anak, pihak berwajib/kepolisian, hukum
para orangtua Dan yang berkepentingan bagaimanakah hal ini bisa dihindari
Dan menanggulangi bersama?
World Wildlife bukan berarti hidup liar Dan pergaulan bebas kan?
Global warming tidak sama dengan film Bumi makin panas kan?
Edi T
Jalan Mesjid 12 Cawang
Jakarta Timur 13630
Redaksi Yth,Mohon dimuat surat terlampir pada majalah Femina, untuk kepentingan bersama.Terima kasihSalam,D. EditjahyonoAlamat : Jalan Mesjid Bendungan 12 rt02/07Cawang - Kramat jati, Jakarta 13630Telp (HP) : 0816-828052(R) : 021-7900930(K) : 021-5745686Email : edi315@gmail.com KTP : 09.5405.310561.0036 --------------------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- ------ WWF & TB AKSARA PUTAR "FILM PANAS"
Saya adalah orang tua dari dua orang anak, masing-masing duduk di TK B (5th) Dan kelas 2 (7th) di sebuah sekolah TK&SD di Kemang, Jakarta Selatan. Sebagai bagian dari eks-kul, pada tgl 29 April 2007 kedua anak saya tersebut memperoleh undangan dari sekolahnya untuk mengikuti workshop lingkungan hidup yang diselenggarakan TB Aksara bekerjasama dengan World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, judulnya WWF-Aksara Goes Green, maksudnya kampanye penyadaran mengenai pemanasan bumi (global warming) guna menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan hidup, serta memeliharanya sebagai sesuatu yang harus Kita pelihara demi semua yang tinggal didalamnya. Dituliskan diundangan bahwa kegiatan akan berupa bercerita, permainan, berdiskusi Dan membuat prakarya green project, Dan untuk kegiatan ini tidak dipungut biaya sama sekali. surat Sebagai orang tua kami memang sangat senang bahwa Ada kegiatan positif semacam ini, paling tidak kami berpikir hal ini akan sangat berguna bagi masa depan anak-anak kami serta bumi Kita di masa depan. Kedua anak kami pun tampak begitu bersemangat untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut, bahkan beberapa Hari sebelumnya mereka sudah mengumpulkan daun-daun kering sebagai materi prakarya. Saat Hari H, kami sekeluarga lengkap pergi ke acara tersebut dengan harapan selain memperoleh pengetahuan sekaligus hiburan positif bagi keluarga kami. Tetapi justru di sini awal bencana terjadi. Dari awal terlihat ketidaksiapan kerja panitia, acara mulur, komputer serta LCD/layar lebar tidak berfungsi Dan lain-lain. Sehingga di tengah acara saat pergantian VCD penyuluhan, dimana terdapat beberapa orang dari WWF lengkap dengan seragam, petugas TB Aksara melakukan kesalahan fatal yang sangat tidak perlu terjadi apabila telah dipersiapkan sebelumnya, yaitu : memutar video porno rated XXX (maaf tidak dapat kami ceritakan di sini) yang filenya kebetulan berada di dalam komputer Dan salah klik oleh petugas. Selama puluhan detik adegan tersebu t ditayangkan pada layar lebar Dan lengkap disaksikan oleh guru-guru, petugas WWF Dan TB Aksara juga tentunya . Puluhan siswa TK serta SD beserta orangtua masing-masing sampai (maaf) adegan pemeran film ejakulasi. Coba bayangkan..! Kepanikan terjadi, wajah-wajah pucat pun terlihat, Ada beberapa anak yang menjerit, tapi Ada pula yang bertepuktangan, Dan untuk beberapa saat acara sempat terhenti. Banyak dari kami termasuk petugas (seperti telah diterka) yang terkesima Dan tak berbuat sesuatu, sampai salah seorang petugas mencoba mematikan komputer tersebut (bila anda mengerti cara kerja kompter, pasti paham bahwa komputer memerlukan beberapa detik untuk off, alias tidak langsung mati) Setelah kejadian tersebut, memang baik video WWF maupun video porno tidak tayang sama sekali. Setelah saling menyalahkan antara pihak WWF Dan TB Aksara, salah seorang staf TB Aksara mengumpulkan para orangtua murid seraya meminta maaf Dan menyampaikan bahwa hal ini terjadi karena "kecelakaan" tanpa didampingi oleh pihak WWF (karena menurut mereka, laptop milik salah satu staf TB Aksara serta yang mengundang adalah TB Aksara).Sampai di sini, kami memang sangat menyesalkan kejadian tersebut, Dan tinggal pertanyaan dari kami sebagai salah satu orangtua murid yang hadir .
- WWF sebagai sebuah organisasi dunia professional yang setiap saat tanpa henti melakukan penyuluhan Dan presentasi, apakah tidak pernah melakukan persiapan secara matang seperti layaknya apabila hendak melakukan sebuah presentasi? Misal: peralatan yang compatible (bukan alasan yang masuk akal bila hal ini dinyatakan sebagai sebuah kecelakaan seperti kata mereka, karena komputer yang Ada tidak compatible dengan DVD kata petugas sehingga harus mencari pinjaman laptop dari orang lain) padahal menurut kami ini lebih pada kelalaian petugas (atau malah faktor kesengajaan) ?
- Apakah mereka menganggap hal ini sepele, sehingga jawaban dari petugas (yang cukup membuat kami terkejut) yaitu tidak perlu dibahas dengan anak-anak, mari Kita berharap bahwa anak-anak tersebut tidak akan menyimpan dalam memori otak masing-masing tentang hal yang telah mereka lihat pada tayangan di layar lebar tersebut? Coba bayangkan apabila para petugas tersebut berada pada posisi kami, yaitu memiliki anak di bawah umur (5 Dan 7 tahun) yang kedapatan menonton film porno, apa kira-kira reaksi anda?
- Presentasi penyuluhan yang disampaikan bagi siswa-siswi SD yang menggunakan bahasa Inggris secara penuh tanpa sepatah katapun bahasa Indonesia lengkap dengan istilah-istilah ilmiah, yang membuat banyak siswa tidak mendengarkan sama sekali Dan mengerjakan hal lain karena mungkin menurut penceramah "lebih gaya" (padahal mereka orang asli Indonesia, menurut tebakan saya) serta tidak perlu memperhatikan yang tidak gaya karena tidak dapat berbahasa Inggris?
Saat kami pancing anak kami menceritakan pendapat tentang acara WWF Dan TB Aksara, anak kami yang kecil cuma berkomentar bahwa Ada seorang perempuan tanpa busana yang (maaf) mukanya penuh ingus.Bagaimana cara menjelaskan kepada anak-anak kami?Bagaimana mengatasi hal ini baik dari sisi pendidikan, psikologi, hukum, dll ?Mohon kiranya bantuan serta perhatian dari yang berwenang : WWF, TB Aksara, para pakar pendidikan, pakar psikolog anak, pihak berwajib/kepolisian, hukum, para orangtua Dan yang berkepentingan bagaimanakah hal ini bisa dihindari Dan menanggulangi bersama? World Wildlife bukan berarti hidup liar Dan pergaulan bebas kan?Global warming tidak sama dengan film Bumi makin panas kan?Edi T Jalan Mesjid 12 Cawang Jakarta Timur 13630
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
SPONSORED LINKS
.
__,_._,___
0 comments:
Post a Comment